Kamis, 26 Maret 2020

Selamat datang di negeri +62


 Virus corona mulai menyebar ke berbagai negara termasuk Indonesia. Di berbagai negara banyak yg langsung melakukan lockdown, di Indonesia sendiri masih menganggap remeh virus corona ini. Hingga muncullah si empon² yg dapat menangkal virus corona, mulailah harga rempah² melambung tinggi, seperti kunyit, jahe, temulawak, kunci, sampe² "sold out". Kalo saya sendiri emang dasarnya suka minum jamu dari kecil jadi ga usah ngikutin trend saat ini. 
 Dengan menggunakan masker juga di percaya dapat menangkal virus corona, sampai ada istilah "tukang masker naik haji" karena harga masker yg mulai ikut²an melambung tinggi juga. Belum lama ini Pak Suami dapat telepon dari temennya, nawarin masker dengan harga 300rb isi 40 atau 50 lembar, padahal sebelum wabah corona merebak, ada teman saya yg jual dengan harga 50rb isi 50lembar. Bagi kaum menengah ke bawah masker tidaklah penting yg penting bisa makan. Seperti simbah² yg biasa jualan di sekolah anak saya, mungkin usianya 80 atau 90 thnan mana mengerti harus menggunakan masker atau rajin cuci tangan yg penting adalah bisa jualan dan bisa makan.
 Menurut dr. Ronald Irwanto dokter spesialis penyakit dalam, tanpa kita sadari dengan menggunakan masker pun dpt tetap terinfeksi virus corona, contoh ada yg menggunakan masker, bentar² dibenerin maskernya otomatis tanpa disadari juga tangan kita sudah memegang masker yg di pake, mulai tersebarlah virusnya. Naah hal seperti inilah yg tidak kita ketahui. 
  Di Indonesia sendiri masih susah jika akan menerapkan sistem lockdown. Karena jika akan menggunakan sistem lokcdown perlu ada logistik yg memadai, terutama bagi yg menengah ke bawah yg lebih banyak membutuhkan. Perekonomian merosot itu sudah jelas, tetapi rakyat bebas corona dan terjamin kesehatannya itu lebih penting.   



 Saya punya teman yg bekerja di pusat perbelanjaan, dia pun bercerita jika setiap hari kontak dengan orang banyak, dan dia hanya menggunakan masker dan hand sanitizer, bahkan dia harus dalam keadaan sehat walafiat dengan menambah multivitamin yg dibelinya sendiri, jika teman saya ini setiap hari harus mengkonsumsi multivitamin, berapa gaji yg diterimanya, dikurangi pembelian multivitamin, yg seharusnya bisa untuk makan dan memenuhi kebutuhan keluarganya. Teman saya juga cerita keadaan di pusat perbelanjaan tempatnya bekerja, setiap hari orang² "panic buying". Ini real, saya hanya titip minta tolong belikan pemutih pakaian dan tisu basah itu saja, dia harus datang pagi dan menyimpan dulu barangnya karena siang sedikit aja barang² tersebut udah ludes habis. Karena kaum menengah bawah, bahkan yg tidak pernah bepergian ke luar negeri, terutama yg dipedesaan yg paling dirugikan. 
 Di sini saya tidak menyalahkan pemerintah, tetapi saat ini adalah pemerintah sedang berlomba² dengan virus corona, dimana pemerintah harus bisa bergerak cepat agar virus corona tidak cepat menyebar luas. Berharap tidak ada lagi korban yg terinfeksi virus corona, seperti 8 dokter yg meninggal karena mengabdikan dirinya sebagai dokter yg berada di garda terdepan.


Jika teman² panic buying dengan memborong makanan, masker, hand sanitizer, hingga kebutuhan lainnya, coba bayangkan bagaimana para tenakes, tim medis, cleaning servis, securty dan para pekerja lainnya yg memang lebih membutuhkan karena mereka memiliki tugas untuk menjaga kita semua, jika mereka terinfeksi virus corona siapa yg akan merawat kita, membersihkan rumah sakit, menjaga keamanan di sekitar kita. Para dokter, tim medis, tenakes masih kesulitan APD dan kekurangan APD, mari kita bantu mereka sebisa mungkin kita lakukan, contoh kecil dengan tidak menimbun masker dan kawan²nya, kita beli secukupnya yg kita pakai, sehingga harga² pun ga akan melambung tinggi dan barang² tidak akan langka. Tidak usah membeli sembako hingga berkarton² karena kita patutnya tetap bersyukur #dirumahaja masih bisa makan, minum, olahraga, rebahan, mereka yg sedang bertugas, terutama yg berada diruang isolasi menggunakan pakaian astronot (saya dan anak² menyebutnya) mau makan dan minum aja harus ditahan, bahkan  berusaha tidak ke kamar mandi berjam - jam karena keterbatasan APD yg hanya sekali pake, setelah di pake harus di buang. 

Ini adalah foto para tenakes RSUD dr. Soekardjo

Seminggu yg lalu saya dapat kiriman foto dari teman, yg meminta doa utk rekan² tenakes yg sedang berjuang di ruang isolasi di RSUD dr. Soekardjo. Sedih dan terharu melihat foto tersebut, sungguh mereka demi janji dan sumpah rela merawat yg terinfeksi virus corona, padahal di rumah ada keluarga, istri dan anak yg menunggu kepulangan mereka setiap saat. Mereka yg sekarang berada di garda terdepan adalah pahlawan yg sesungguhnya.
 Yuuk kita bantu mereka bekerja, sayangi orang terdekat kalian dengan menjaga diri, bertahan dengan sabar #dirumahaja, stop panic buying baik peralatan kesehatan maupun sembako.
 Oiya buat teman² yg punya bahan baku untuk membuat APD bisa hubungi saya, dan buat yg membutuhkan APD bisa hubungi saya juga, tetapi hanya untuk instansi yg betul² membutuhkan, karena tidak dikomersilkan.

Senin, 06 Agustus 2018

Gathering Family 2018


Libur sekolah tahun ini lumayan lama, 5 minggu libur lebaran dan kenaikan kelas jadi satu. Pulang kampung lebaran kemarin cuma 2 minggu, bersyukur banget liburan kali ini pas ada gathering family dari perusahaan pak suami 😁😁.
Secara emak - emak kan suka bingung ngajak liburan anaknya, selain bingung mau liburan kemana, bingung sama budgetnya juga 😁😁.
Selama 3 hari 2 malam kita liburan di Lembang.
Tujuan gathering family yang pertama ke Cikole Lembang, tepatnya di Grafika. Tau kan Lembang terkenal dinginnya, sampai ke air aja ga berani, wudhu aja di berani - beraniin, kalo mandi ga usah ditanya dech 😆😆. Jadi, tema gathering family kemarin adalah family camp, otomatis kita bobonya di tenda. Ga usah khawatir kita harus bawa tas carrier, cukup bawa peralatan pribadi kita aja karena tenda, sleeping bag, api ungun, bahkan ada tempat untuk ngecas handphone yang udah disiapin dari pihak Grafikanya. Satu tenda berkapasitas 4 orang, harga sewanya Rp 460.000,~/tenda.




Bisa di bilang Grafika Cikole Lembang menyediakan sensasi camping yang kekinian, karena kamar mandi, mushola, tempat makan udah ada di Grafika semua, ga perlu kita susah - susah keluar Grafika lagi, tapi yang bikin seru dari satu tempat ke tempat yang lainnya itu kita harus berjalan dari ujung ke ujung, benar - benar sehat kalo kita tinggal disana 😀😊😊. Di Grafika Cikole Lembang juga tersedia outbondnya. Kaka Fathan sama Ade Fay hebat, berani flying fox, maaf ya Bundanya ga ikutan naik flying fox nanti sport jantungan. 








Satu malam kita di Grafika Cikole Lembang, pas makan malam disuguhkan dengan hiburan organ, ada yang nanyi dan joget - joget. Tapi ga tau kenapa menu masakan selama di Grafika kurang begitu cocok dengan lidah saya, apa karena pengaruh udara yang begitu dingin. Satu malam kita tidur di tenda. 
Besoknya kita udah siap - siap jalan lagi sambil makan siang di Farm House. Farm House merupakan taman hiburan yang bergaya bangunan Eropa. Disini juga menyewakan baju bergaya Eropa, tapi sayang aku ga sempet pakai baju Eropa karena waktunya mepet, cuma dikasih waktu jalan - jalan bentar dan solat duhur. Udah gitu bawa anak - anak jadi aga rempong ya mungkin mereka udah kecapean, yang dituju juga cuma ke tempat beli susu sama es krim tapi sayang ga ke foto semua 😊😊😊, foto - foto di Farm House juga cuma dikit, Ade Fay pake badmood, marah - marah dan nangis terus.




Abis makan siang dan jalan - jalan bentar di farm House, kita lanjut ke Hotel Padma, lokasinya aga dibawah Lembang deket Universitas Pendidikan Indonesia. 





Suasana Padma Hotel berbintang 5 ini menyuguhkan pemandangan pegunungan yang menakjubkan. Fasilitas yang disediakan di kamar hotel juga lengkap. Aku dan ibu - ibu lainnya ga mau ketinggalan dong kegiatan mingguan yang diadakan, kita pun langsung cusss ikutan yoga pagi hari, anak - anak biar berenang di samping kita yoga, lagi - lagi sayang ga ke foto pas anak - anak berenang, ga ada yang fotoin siiih 😀😀😊.



Kamis, 20 Februari 2014

HUJAN AWU


Pada tanggal 14 Februari merupakan valentine day bagi yang merayakannya, tetapi pada tanggal 14 februari 2014 bagi Yogyakarta dan sekitarnya merupakan hari yang membuat kalut karena terkena imbas dari letusan Gunung Kelud. Gunung Kelud mengeluarkan lahar pada tanggal 13 Februari 2014 sekitar jam 22:50 WIB. Abunya sampai ke Jawa Tengah, DIY, bahkan sudah sampai ke Jawa Barat juga. Gue mau sedikit cerita pengalaman gue ketika di Bantul di rumah orang tua gue waktu terkena hujan awu (abu) dari Gunung Kelud.

Hujan abu di halaman rumah orang tua gue yg berada di bantul pada jam 6:21 WIB

Ini hujan abu lho, bukan hujan salju heheheee……

Jam alarm di smartphone gue berdering jam 5:10 WIB, biar nggak ketiduran lagi gue langsung buka recent updates di bbm. Waktu baca status temen – temen gue langsung bangun and keluar kamar, OMG….ternyata depan kamar gue udah penuh dengan awu. Karena emang posisi kamar kami dirumah orang tua langsung menghadap ke halaman tengah rumah.

Padahal udah jam 6.30 WIB tapi seperti masih jam 5:00 WIB

Langsung aja gue ambil air wudhu and sholat subuh, terus gue bangunin Kaka buat siap – siap sekolah. Kaka and Om wahyu udah selesai mandi and sarapan, tapi cuaca belum mendukung juga, padahal Om wahyu udah pakai seragam tinggal cussss….. OTW. Katanya sich temannya mau jemput, nggak lama dapat sms kalo temennya ga jadi berangkat sekolah. Kaka pun yang waktu itu posisinya udah siap mau pakai seragam sekolah, akhirnya hanya pakai baju rumah, terus gue sms gurunya untuk minta ijin nggak masuk sekolah. Tante and Om Lantip pun nggak jadi berangkat kerja, untungnya Om lantip yang sebagai guru mendapatkan informasi kalo sekolah di Jogja and sekitarnya diliburkan sampai situasi dan kondisi dinyatakan aman.


Terpal yang berisi gabah tadinya berwarna biru, tertutup abu tidak terlihat lagi warna aslinya
Ini sudah jam 6:46 WIB lho

Pepohonan dan sawah penuh dengan abu vulkanik

Hujan awu masih aja turun nggak lama disertai hujan air tapi sayangnya hanya membasahi awu saja, sehingga awunya menjadi seperti lumpur dan licin. Seharian kami hanya di dalam rumah melakukan yang bisa dilakukan aktivitas di dalam rumah seperti nonton TV, main computer, boci (bobo ciang) aktivitas yang paling santai heheheee……, keluar aja harus pakai masker dan kacamata, terkadang pakai topi.

Ada container lewat nyenggol pohon yang tinggi, yang lagi kerja bakti ngebersihin jalanan pada kena hujan abu hahahaaa…….

kaka emang ga mau diem, maunya ikut bantuin heheheeee......

Kerja bakti di halaman tengah rumah, abunya tebel banget sekitar 5 cm

Saking tebalnya awu, sampai masuk ke dalam rumah,  dua kali gue ngepel rumah tapi tetep aja awunya masuk lagi, masuk lagi. Akhirnya pada sore hari kami kerja bakti dirumah membersihkan halaman tengah dulu, sampai magrib baru selesai. Itu baru membersihkan halaman tengah rumah yang lainnya seperti menyiram tanaman, membersihkan halaman depan, genteng, perabot di dalam rumah belum terkerjakan. Memang sangat membuat repot kami dech hujan awu itu, tapi namanya kejadian alam siapa yang tau, namanya juga lagi kena bencana. Semoga saja Gunung Kelud dapat tenang kembali dan tidak mengeluarkan amarahnya lagi……amin…….


”Gunung Kelud bikin Kalud” heheheeee…….


Selamat datang di negeri +62

 Virus corona mulai menyebar ke berbagai negara termasuk Indonesia. Di berbagai negara banyak yg langsung melakukan lockdown, di Indones...